Rabu, 02 Juli 2014

RINI TETANGGAKU


Sungguh pekerjaan yg menyenangkan setiap pagi saat membaca koran melihat tetanggaku menyapu halaman dengan daster pendeknya, pinggul dan pantatnya yg bahenol bergoyang seirama dengan gerakan sapunya, seolah memanggil senjataku untuk mendekat.. 

Dan satu hal yang sering mengganggu pikiran aku adalah suaminya jarang sekali dirumah, entah apa pekerjaannya, aku sendiri tidak begitu akrab, karena komplek ditempat tinggal aku benar-benar "elu-elu, gue-gue". Paling hanya say hello saja saat berpapasan.

Aku selalu berpikir dengan kondisi demikian tentunya dia sangat kesepian, dan ingin merasakan belaian hangat lelaki, tapi hayalan tinggallah hayalan kenyataannya sampai saat ini aku hanya bisa menikmati keindahan tubuhnya setiap pagi tanpa berani melakukan apapun.

Oiya tetanggaku ini sebut saja namanya rini, dia dikaruniai seorang putra yg sudah beranjak remaja, usia rini mungkin sekitar 35an, seumur dengan aku, cuma wajahnya keliatan awet muda dan badannya sepertinya sangat padat berisi, khususnya didaerah pinggul dan pantatnya...

Sebaliknya istriku justru dikaruniai buah dada yg besar tapi kecil dibagian pinggul pantat tidak sebahenol rini tetanggaku ( rumput tetangga selalu lebih hijau )

Saat Aku semakin asik mengawasi gerakan pinggulnya tiba2  rini  menunduk mengambil daun daun kering dengan tangannya, otomatis dasternya yg agak pendek semakin terangkat mempertontonkan pahanya yang putih dan padat, pantatnya yang bulat semakin jelas tercetak, membuat senjataku mulai menegang memberikan reaksi atas keindahan didepan mata aku, aku pura2 serius membaca koran, tapi ekor mataku tidak lepas memandangi tubuhnya yg indah.

Andai saja pinggul yg bulat itu telanjang tentu akan kuremas2 dulu sebelum senjataku memasuki vaginanya dengan gaya doggy, aku yakin aku bisa memberikan kenikmatan dengan senjataku yang lumayan besar...

Tanpa sadar aku meremas senjataku hingga pada ketegangan maksimal sambil membayangkan rini tak memakai sehelai benangpun...
"Pap, mau berangkat jam berapa? Ini sudah jam 8" 
Suara istriku mengejutkan dan membuyarkan semua hayalanku.

Aq liat jam dipergelangan tanganku sudah jam 8 lewat, aku segera berangkat kerja, dan saat mobilku melewati rini, tidak lupa aku menyapa memberikan salam...
Rini hanya tersenyum manis...

Impian aku akhirnya mulai mendekati kenyataan saat suatu waktu rumahnya mengalami korsleting listrik, kira2 jam 7malam rini datang ke rumah, minta tolong ke istriku supaya aku mau membantu mengecek listrik dirumahnya, pucuk dicinta ulam,
aku yang sedang dikamar mandi menguping pembicaraan mereka dan bersorak kegirangan(dalam hati tentunya), segera aku selesaikan mandiku dan seperti biasa aku hanya memakai celana pendek yg longgar tanpa celana dalam,
Keluar dr kmr mandi istriku bicara :
"Pah, tadi mbak rini minta tolong dicek listriknya mati, sudah dinaikin dimeteran turun lagi" 
"Iya bentar" jawab aku dgn pura2 cool.

Sambil menyisir rambut aku membayangkan hal-hal yg nikmat,
5 menit berselang aku sudah siap dengan testpen dan multitester untuk mengecek listrik rumah rini.

"Mah, temenin papa dong, ga enak kalau papa kesana sendiri" aku basa basi berharap istriku menyuruh aku pergi sendiri, tapi sial istriku langsung ikut membuntutiku, aku sedikit menyesal menawarkan dia ikut,

Sesampainya ditempat rini yg agak gelap, aku mulai mengecek kelistrikan rumahnya, logikanya pasti ada yg korslet karena mcb nya tidak bisa dinaikin, akhirnya setelah setengah jam mencari-cari ketemu juga masalahnya, ternyata di kamar atas ada lampu yang kena bocor, dan air terjebak difitting lampu, sehingga jika listrik dinyalakan menyebabkan korsleting. Aq pura2 masih mencari masalahnya, lalu kebawah  cari angin segar, sekalian liat istriku udah pulang belum,  aku liat istriku masih ngobrol dengan rini.
"Udah ketemu pah masalahnya" tanya istriku.
"Belum" aku mau ngerokok dulu, didalam panas hawanya.
Aku keluar menghisap sebatang rokok, sampai akhirnya istriku ga betah juga ikut keluar..
"Pah aku pulang dulu yah bentar" mau cuci piring dulu.
aku cuma mengangguk padahal dalam hati girangnya minta ampun.
Sambil menghisap rokokku aku mulai berfikir cara supaya bisa menikmati tubuh rini yang bohay, tapi otakku buntu, sampai selesai hisapan terakhir aku kembali masuk kembali ke rumah rini, suasana remang dari penerangan lilin sedikit mengurangi pandangan aku, aku tidak melihat rini diruang tamu, perlahan aku berjalan menaiki tangga menuju kamar dilantai atas, sayup2 aku mendengar suara gemericik air,  ternyata pas disebelah kamar yang ingin aku perbaiki lampunya adalah kamar mandi, 
Rini pasti sedang mandi, aku segera mencoba mencari lubang untuk mengintip, tapi tidak ada sama sekali celah untuk mengintip, akhirnya aku kembali pada niatku semula, sambil membersihkan fitting lampu dr air otakku tak hentinya membayangkan pantat rini yg bulat dan menantang, hingga tak sadar senjataku menegang dengan kaku, jelas terlihat menonjol karena aku memakai celana pendek gombrong tanpa cd, 
"Sudah selesai pak rudi? Maaf loh ngerepotin" suara rini yg halus bagaikan halilintar yg mengejutkanku, apalagi dia hanya mengenakan lilitan handuk saja, ternyata kamar yg aku perbaiki adalah kamarnya,,
"Eh iya bentar lagi nih selesai" jawabku gugup.. Aku malu sekali, rini pasti liat tonjolan dicelana pendekku...

Aku pura2 menyibukan diri, padahal kerjaannya sudah selesai, senjataku tidak bisa diajak kompromi, semakin kaku melihat keindahan tubuh rini, aku membelakangi rini supaya tidak ketahuan, tapi dasar rejeki tidak kemana, tiba2 saja rini sudah dibelakangku dan langsung memegang tonjolan di celana aku. 
"Pak, ini apaan ?" Desahnya berbisik ditelingaku.
"Ehh. Ini... " Aku gugup tp senang
"Aku tau kok pak rudy suka ngeliatin kalau aku nyapu, aku juga haus, mumpung ada kesempatan, ayoo" bisiknya nafsu,
Tanpa banyak bicara lagi, Aku langsung berbalik memeluknya, anduknya yg dililit langsung aku renggut terjatuh, aku mencium bibirnya dengan nafsu, rini pun tak kalah buasnya melumat bibir dan lidahku,,, sambil. Berciuman aku meremas semua bagian tubuh rini, dari pantat dan pinggulnya yg padat sampai buah dadanya yg berukuran sedang
Tp sepertinya aku kalah buas dengn rini, lepas bibirnya dari lumatanku, dia langsung mengangkat kaosku dan menjilati dadaku, aku seperti tersengat listrik, senjataku semakin tegang  maksimal, rini dengan buas menjilati dadaku dan merogoh senjataku..
"awww. Gilaa gede banget.." Rini kaget saat menggenggam senjataku. Tapi tak lama dia langsung berjongkok melumat senjataku dengan rakusnya, celana pendekku hanya didodorin dikit, aku tak bisa apa2 selain menikmati sepongannya pada senjataku, sekitar 5 menit dia langsung berdiri, 
"cepet masukin pak, nanti istrinya keburu datang" dia langsung menungging didepanku, tangannya berpegangan pada meja rias.
Kini didepanku terpampang badan yg putih mulus dengan lekukan pinggul yang aduhai sedang menungging,, aku hanya menelan ludah nafsu, sebentar lagi impian aku akan terwujud, tapi aq tak mau terburu-buru. Meski sadar istriku bisa kapan aja balik, aku segera menjilati pantat rini yg aduhai, rini hanya mendesah,  kemaluan rini  yg mulai basah semakin basah ketika aku jilat, "pak cepet masukin, aku gak tahan" rini meracau terus saat klitorisnya aq dorong dengan lidahku...
Aku sendiri sudah diatas puncak nafsu,, aq segera berdiri bersiap memasukan senjataku yang sudah kaku, aku diamkan sesaat kepala kemaluanku tepat didepan kemaluan rini,, rini mencoba bergerak pantatnya kebelakang supaya senjataku memasuki vaginanya, tp aku sengaja agak slow, supaya nafsunya semakin naik,,
Perlahan aku mencoba mendorong senjataku,, buset,, gila,, susah sekali, seperti perawan,, aku mendorongnya lagi sedikit, aku merasakan kepala senjataku memasuki lubang yg sempit dan hangat, nikmatnya sungguh luar biasa, rini berdesah keras, aku membekap mulutnya dengan tanganku, aku takut kedengeran tetangga, 
Akhirnya amblas juga seluruh senjataku kedalam vaginanya, sungguh kenikmatan yg aku terima luar biasa, aku mendiamkan sejenak menikmati jepitan vagina rini pada senjataku, 
Aku mulai menarik dikit, mendorong dikit pelan2, jari2ku yg tadi membekap mulut rini kini sudah asik dinikmatin mulut rini, dia semakin asik mengisap jari2ku, mungkin melampiaskan rasa nikmat dari tusukan senjataku, perlahan tapi pasti tusukanku semakin cepat, sambil meremas pantat rini yg indah aku semakin cepat memompa senjataku, tiba2 aku merasakan denyutan halus disenjataku dan cairan hangat terasa banget disenjataku, ternyata rini sudah mencapai klimaknya, aku segera mempercepat tusukanku mencoba meraih orgasmeku,, "aku keluarin didalem ya say" bisikku mencoba merubah panggilanku kepadanya.
Rini hanya diam mungkin sedang menikmati sisa sisa klimaxnya,,
Tiba2 dr bawah terdengar suara memanggil
"Mah, dimana? Aku pulang" ternyata suara adit anaknya yg remaja..
Aku kaget langsung menarik senjataku dan menaikan celana pendekku, sementara rinipun panik langsung mencari handuknya dan kembali melilitkan ke tubuhnya, aku ambil inisiatif, aku langsung keluar kamar dan turun tangga, untunglah pas ditangga aku berpapasan dengan adit, 
"Om, kok disini" sapa anaknya
"Iya abis betulin lampu" coba skr adit tolong naikin mcb meterannya ya" 
Lalu aku berdua adit kembali turun.. Adit kedepan naikin mcb dan sebentar rumahnya sudah kembali terang benderang, 
Aku tak tahu keadaan rini dikamar gimana, 
Tp bbrp saat rini turun sudah mengenakan daster,
"Makasih ya pak" sambil senyum
"Sama-sama". Akupun membalas senyumannya.
"Aku permisi pulang ya"
Aku segera keluar menuju rumahku, sesampai dirumah aku melihat istriku sudah tertidur dikamar,
Tinggal aku kebingungan sedang tanggung, sudah berada dipuncak kenikmatan ada gangguan...
Aku terduduk disofa membayangkan kejadian tadi, vaginanya benar2 mencengkram kuat senjataku, jauh sekali dengan vagina istriku yg sudah anak 3, membayangkan vagina dan pantat rini tanpa sadar senjataku kembali menegang kaku setelah sempat turun karena kaget tadi...

1 komentar:

Anonim mengatakan...

KONTEN MENGANDUNG PORNOGRADIBDAN PATUT TERKENA UU ITE!